TENTANG ‘ESPEKTASI’


Kadang kita merasa, insecure dengan diri sendiri. Tiap harinya, kita berpeluh, berlari, berusaha memenuhi espektasi teman, dosen, atasan, sahabat, partner, dan semua orang di sekeliling kita terhadap diri kita. Berharap diterima di lingkungan kita berada.
Tapi rasanya, tak pernah cukup. Bahkan terkadang kita harus membungkam hati kecil kita, demi memenuhi ‘espektasi’. Mengorbankan banyak hal untuk ‘diterima’ di lingkungan kita.
Mungkin ada yang salah dari cara kita memandang how things work.
Kadang kita lupa, bahwa sungguh, bukan begitu cara kerjanya. Rasanya terlalu remeh jika hidup kita, hanya untuk memenuhi espektasi manusia, bahkan mungkin orang yang tidak kita kenal.
Bukankah ada espektasi paling utama yang harus kita penuhi?
Ialah espektasi Allah. Pandangan Allah terhadap kita, itu yang sejatinya harus kita kejar. That’s what we should care the most.
Karena, tak peduli jika semua orang di dunia menyukaimu, memandangmu hebat, jika Allah tak mencintaimu, lantas apa? Bukankah sudah jelas tujuan kita diciptakan ke dunia ini untuk apa seperti dalam QS. 51:56.
Semoga, setiap hal kecil yang kita lakukan setiap hari, kita niatkan untuk mencari ridho-Nya. Pilihan pakaian yang kita pakai setiap hari, bukan untuk meng impress manusia di sekitar kita, tapi agar Allah ridho, karena Allah mencintai kebersihan, dan keindahan. Serta perintah Allah agar hambanya menutup auratnya.
Semoga cara kita lembut bertutur kata, bukan untuk mencari perhatian manusia, tapi karena kita menjaga lidah kita, dari dosa-dosa. Seperti kata sahabat Umar bin Khattab, “Aku lebih khawatir terhadap berbicaraku daripada diamku.”
Semoga semangat kita bekerja setiap hari, bukan karena sosok manusia yang kita tunggu kehadirannya di tempat kerja, tapi karena kita meneladani Nabi Muhammad SAW, sebagai seorang muslim, kita harus memberikan yang terbaik dalam semua hal. Juga untuk mencari rezeki yang halal, untuk memberi manfaat pada keluarga kita, serta masyarakat luas.
Semoga pemberian kita untuk rekan yang tengah mendapat musibah, atau rekan yang sedang berbahagia dalam walimah, atau rekan yang sedang pada hari miladnya.. semoga bukan karena ‘nggak enak kalau nggak ngasih’. Tapi, lebih dari itu, kita mencoba menumbuhkan empati kepada mereka. Karena kita percaya akan firman-Nya, bahwa jika kita menolong saudara sesama muslim, maka Allah akan menolong kita. Dan berusaha menjadi insan terbaik, yaitu manusia yang bermanfaat.
Semoga langkah-langkah kita menuju kajian-kajian agama, bukan karena berharap bertemu jodoh idaman. Tapi kita ingat sabda Rasul, bahwa satu langkah menuju majelis ilmu, akan mempermudah jalan kita ke syurga.
Dan banyak lagi hal lainnya, yang semuanya bisa kita kembalikan niatnya, untuk mencari ridho-Nya. Allah tak akan pernah mengecewakan hamba-hambanya yang beriman. Yaitu orang-orang yang ketika diberi musibah, ia bersabar, dan ketika diberi nikmat, ia bersyukur. Sebaliknya, jika kita berharap balasan dari manusia atas apa yang sudah kita kerjakan untuk memenuhi espektasi mereka, pada satu titik, kita hampir pasti akan kecewa. Karena manusia bukan tempat kita untuk berharap penuh. Serahkan semua takut dan harap kita kepada Sang Pencipta, maka kita akan selamat mengarungi fana nya dunia.
Karena, dunia hanyalah sebagian kecil perjalanan kita sebagai manusia. Jika digambarkan peta, urutan kehidupan kita setelah dunia, masih sangat panjang. Ada alam kubur tempat kita menunggu sangkakala ditiup, lalu hari dibangkitkannya manusia di padang mahsyar, dimana matahari hanya sejengkal dari kepala kita. Lalu hari pertimbangan amalan, kemudian hari penentuan atas amalan-amalan yang telah kita kerjakan. Dan akan tiba masanya kita ditempatkan di syurga atau neraka, dimana keduanya kekal abadi. Tidak ada lagi masa pencarian bekal amalan, pintu taubat telah ditutup,  manusia hanya bisa pasrah atas amalan-amalan yang telah dikerjakannya di dunia.
Maka, demi kehidupan akhirat yang abadi kelak, kita harus bersemangat melakukan amal-amal terbaik di dunia, untuk meraih cinta-Nya, agar kita dimasukkan sebagai hamba-hambanya yang beruntung, ke syurga-Nya kelak, bersama nabi-nabi dan shalihin shalihaat yang dicintai oleh Allah SWT.
Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu diberkahi Allah SWT, dan menjalani kehidupan hingga khusnul khotimah, lalu dikumpulkan oleh-Nya di syurga-Nya kelak. Aamiin.